Thursday, November 13, 2014

Masuk Islam Karena Memalsukan Al-Qur'an



Sudah empat belas abad berlalu, keaslian Al-Qur'an tetap terjaga. Jangankan satu surat atau pun satu ayat, satu huruf pun tak ada yang berubah dan bisa diubah. Alloh SWT berjanji dalam Al-Qur'an, bahwa Alloh SWT akan menjaga Al-Qur'an sampai hari kiamat. Yang diterangkan di dalam surat Al-Hijr (15) ayat 9 :


Yang artinya :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.


Di dalam salah satu kitab tafsir karya Imam Al-Qurthubi terdapat satu kisah menarik yang berhubungan dengan pemeliharaan Al-Qur’an. Yaitu kisah seorang yahudi yang masuk islam gara-gara mencoba memalsukan Al-Qur’an.

                Kisah ini terjadi pada masa Khalifah Al-Ma’mun. Khalifah Al-Ma’mun adalah seorang kepala negara yang memiliki sebuah majelis ilmu. Majelis itu tempat para alim mendiskusikan asalah-masalah yang berkenaan dengan agama dan negara. Dalam majelis itu terdapat pula orang-orang nonmuslim yang ikut dalam pembahasan masalah negara.

                Ketika majelis dimulai, masuklah seorang yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan berbau wangi ke dalam majelis tersebut. Ia ikut berbicara. Pembicaraanya sangat bagus dan gaya bicaranya pun indah.
Ketika majelis tersebut selesai. Khalifah Al-Ma’mun memanggilnya dan bertanya : “Apakah kamu seorang Israil (Yahudi)?”.
Ia menjawab : “Ya”.
Khalifah Al-Ma’mun kemudian berkata kepadanya : “Masuklah ke dalam agama islam, agar aku bisa berbuat sesuatu kepadamu!”
Khalifah Al-Ma’mun menjanjikan sesuatu kepadanya. Namun orang itu menjawab : “Agamaku adalah agama nenek moyangku.” Kemudian ia pergi.

                Hidayah memang tidak bisa dibeli dengan sesuatu apa pun. Bila ada seseorang yang masuk islam dengan harapan mendapatkan harta atau pun yang lainya, pasti imanya tidak akan kuat dan benar. Suatu saat, ia pasti akan kembali kepada ajaran nenek moyangnya.

                Setahun kemudian, laki-laki Yahudi itu datang lagi dalam majelis Khalifah Al-Ma’mun. Namun tak disangka, ia telah memeluk agama islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fiqih, terlihat dari tema pembicaraanya.
Ketika majelis selesai Ma’mun memanggilnya dan berkata : “Bukankah kamu dulu pernah datang?”
Ia menjawab : “Ya, benar.”
Khalifah Al-Ma’mun bertanya lagi : “Apakah yang menyebabkan kamu memeluk agama islam?”
 Ia pun lalu bercerita :

“Ketika aku pergi dari hadapan mulia, aku bermaksud menguji kebenaran agama-agama. Padahal, saat itu baginda mamandangku sebagai orang baik. Kemudian aku mencari Taurat dan menulis tiga naskah salinanya. Aku menambahkan dan mengurangi isinya. Kemudian aku menawarkan naskah tersebut ke biara. Mereka membeli ketiga naskah tersebut. Orang-orang Yahudi merasa senang dengan salinan tulisanku itu.

Setelah itu aku mengambil injil dan menulis tiga naskah salinanya. Aku manambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk ke dalam gereja dan mereka pun membeli ketiga naskah itu. Sama seperti orang Yahudi, orang Nasrani pun senang dan tidak curiga dengan ayat-ayat yang aku ubah itu.

Aku kemudian mengambil Al-Qur’an dan membuat tiga salinanya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukan ke tempat penjual kertas, mereka (penjual kertas yang Muslim itu) membolak-balik lembaranya. Ketika mendapatkan ada tambahan dan kekurangan padanya, mereka membuangnya dan tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu bahwa Al-Qur’an ini terjaga. Dan itulah yang menyebabkan aku masuk islam.”

               Begitulah Al-Qur’an, tidak akan ada yang bisa menambah ataupun mengurangi ayat-ayatnya. Ia akan senantiasa terjaga, baik dari makna maupun cara membacanya. Dan di dunia ini satu-satunya kitab suci yang masih asli sesuai dengan teks dan maknanya ketika pertama kali diturunkan hanyalah Al-Qur’anul Karim. Karena senantiasa akan ada orang-orang yang menghafal dan menjaganya.

1 comment: