Tuesday, November 11, 2014

Masuk Islam Karena Jasad Fir'aun


Jika kita membahas Al-Quran maka tidak akan ada habisnya, dikarenakan semua ayat yang terdapat didalam Al-Quran sangatlah bermakna dan menarik untuk dibahas, diantaranya kisah tentang firaun yang ditenggelamkan di laut merah sewaktu mengejar Nabi Musa As yang dikisahkan di dalam surat Yunus (10) ayat 90-92 sebagai berikut :





Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

  
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. 


Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
 
Dalam hal ini seorang ahli purbakala, Loret pada tahun 1896 menemukan satu mumi di lembah raja-raja Luxor Mesir. Dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Meneptah, yang pernah mengejar Nabi Musa As. Sampai sekarang tubuh Fir'aun itu masih dalam keadaan utuh di museum Kairo.

Dan ada sebuah kisah yang menarik dari kisah tersebut, yaitu seorang Profesor yang masuk Islam karena meneliti jasad Fir’aun. Namanya adalah Prof. Dr. Maurice Bucaille, beliau adalah ahli bedah kenamaan Perancis dan pernah memimpin klinik bedah di Universitas Paris. Ia dialahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusnya masuk Islam diawali pada tahun 1975.

Pada saat itu, pemerintah, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Fir’aun. Bucaille yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian tersebut.

Ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut, kemudian dibalsem untuk dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan, Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain sementara jasad bala tentaranya kondisinya tidak sebaik kondisi fir’aun, padahal jasad fir’aun dan bala tentaranya dikeluarkan dari laut dalam waktu yang hampir bersamaan.

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakini sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat fir’aun dari laut dan pengawetanya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul ‘Mumi Fir’aun; Sebuah Penelitian Medis Modern’; dengan judul aslinya, ‘Les Momies des Pharaons et la Midecine’.

Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekanya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: “Jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini.”
Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Al-Qur’an telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah penelitian terhadap mayat fir’aun dan pemumianya selesai, {rancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan penyelamatan mayat tersebut.

Akhirnya Prof. Dr. Maurice Bucaille meyakini kebenaran islam, bahasa islam bukan agama buatan Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an bersumber dari wahyu ilahi yang telah menceritakan kisah tenggelamnya fir’aun dan penyelamatan jasadnya. Dan bukti akan utuhnya jasad fir’aun ini telah dijamin oleh Alloh SWT sebagai peringatan bagi seluruh umat manusia. 

"Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu (jasad fir'aun) dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. Wallahu a'lam bishawab.

No comments:

Post a Comment