Tuesday, December 30, 2014

MAKALAH ‘ULUMUL AL-QUR’AN
AMTSAL di dalam AL-QUR’AN


Disusun oleh:
Ahmad Irfan Al-Faruqi          NIM 140111003
Farid Zaidy                           NIM 140111006

PRODI                         : S1 Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu         : Ustadz Yiyin Isgandi


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 AL-HIKMAH SURABAYA
2014

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai mu’jizat yang digunakan untuk memperkuat Rasulullah serta membuktikan kekuasaan Allah SWT dan untuk memperlemah musuh-musuh Allah SWT yang tersusun dari surat Al-Fatihah hingga surat An-Nas.
Allah SWT menggunakan banyak perumpamaan (Amtsal) dalam Al-Qur’an. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar manusia memperhatikan, mengambil pelajaran, berpikir dan selalu mengingat. Akan tetapi perumpamaan itu tidak selalu membuat manusia mengerti, melainkan tetap ada yang mengingkarinya/ tidak percaya dikarenakan kurang memahaminya.
                        Oleh karena itu kita perlu mempelajari ilmu untuk memahami permisalan-permisalan yang terdapat didalam Al-Qur’an yaitu Amtsal Al-Qur’an.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian ilmu Amtsal Al-Qur’an?
2.      Apa sajakah unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an?
3.      Apa sajakah macam-macam Amtsal dalam Al-Qur’an?
4.      Apa sajakah manfaat Amtsal Al-Qur’an?
5.      Apakah ciri-ciri Amtsal Al-Qur’an?

C.      Tujuan Pembahasan
1.          Untuk mengetahui pengertian ilmu Amtsal Al-Qur’an.
2.          Untuk mengetahui unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an.
3.          Mengetahui berbagai macam Amtsal Al-Qur’an.
4.          Mengetahui berbagai manfaat Amtsal Al-Qur’an.
5.          Mengetahui ciri-ciri Amtsal Al-Qur’an.

 PEMBAHASAN

A.      Pengertian
Kata Amtsal adalah jamak dari kata matsal. Matsal, mitsl, dan matsil sama dengan syabah, syibh dan syabih (semakna). Matsal diartikan dengan keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian, menakjubkan. Orang yang pertama kali menyebut matsal ialah Al-Hakam ibn Yaghus yang membuat suatu perumpamaan bagi orang yang biasanya tidak tepat lemparannya, yang sesekali tepat lemparannya. Menurut keterangan ini harus ada sesuatu yang lebih dulu untuk diserupakan dengan yang lain. Tetapi dalam Amtsal Al-Qur’an tidak demikian.
Amtsal adalah menonjolkan makna dalam bentuk perkataan yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih atau pun perkataan bebas (lepas, bukan tasybih).
Menurut Ibnul Qoyyim Amtsal Al-Qur’an adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukum dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan yang kongkrit (mahsus), atau mendekatkan salah satu dari dua mahsus dengan yang lain dan menganggap salah satunya sebagai yang lain.
Amtsal al-Qur’an adalah:
إِبْرَازُ الْمَعْنَى فِي صُوْرَةٍ رَائِعَةٍ مُوْجِزَةٍ لَهَا وَقَعُهَا فِي الْنَّفْسِ سَوَاءٌ كَانَتْ تَشْبِیْهًا أَوْ قَوْلًا مُرْسَلًا
Yaitu menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal (ungkapan bebas).

B.       Unsur-unsur Amtsal
Al-Qur’an Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1.         Wajhu Syabah           : segi perumpamaan
2.         Adaatu Tasybih        : alat yang dipergunakan untuk tasybih
3.         Musyabbah               : yang diperumpamakan
4.         Musyabbah bih         : sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS.Yunus:24)
Ø  Wajhu Syabah pada ayat di atas adalah “Perumpamaan kehidupan dunia yang singkat diserupakan dengan waktu turunnya hujan yang juga singkat”.
Ø  Adaatu tasybihnya adalah kata “Perumpamaan”.
Ø  Musyabbahnya adalah “Kehidupan dunia”.
Ø  Sedangkan musyabbah bihnya adalah “Turunnya air hujan”.

C.      Macam-macam Amtsal dalam Al-Qur’an
Amtsal dalam Al-Qur’an ada 3 macam:
1.      Amtsal yang tegas (musharrahah).
2.      Amtsal yang tersembunyi (kaminah).
3.      Amtsal yang terlepas (mursalah).
Amtsal musharrahah ialah yang ditegaskan di dalamnya lafal matsal atau yang menunjuk kepada tasybih. Di antaranya perumpamaan yang Allah berikan terhadap orang-orang munafik dalam surat Al-Baqarah. Di dalam ayat-ayat ini Allah membuat dua perumpamaan bagi orang munafik. Pertama, perumpamaan yang berhubungan dengan api. Dan yang kedua perumpamaan yang berhubungan dengan air. Dan Allah membuat dua perumpamaan pula, perumpamaan yang berhubungan dengan air dan perumpamaan yang berhubungan dengan api dalam surah Ar-Ra’d.
Amtsal kaminah ialah yang tidak ditegaskan lafal tamsil. Tetapi dia menunjukkan kepada beberapa makna yang indah dan mempunyai tekanan apabila ia dipindahkan kepada yang menyerupainya. Para ulama telah membuat contoh tentang Amtsal ini dengan beberapa perumpamaan.
Di antaranya ayat yang senada dengan perkataan:
خيرالأُمُوْرِالْوَسَطُ 
Artinya : “Sebaik-baik urusan adalah yang seimbang.”
Allah berfirman:

...لا فارضٌ ولابكرٌعوانبين ذالك....البقرة

Artinya : “... Sapi betina yang tidak tua tidak muda, pertengahan antara itu....” (QS. Al-Baqarah [2]: 68)

Dan yang senada dengan perkataan:
ليس الخيركالمعاينة. Artinya : “Berita itu tidak sama dengan kenyataan.”
Allah berfirman:

...قال أولم تؤمن قال بلى ولكن ليطمئنّ قلبي....البقرة
Artinya : “...Dan apakah engkau belum beriman (percaya)? Ibrahim menjawab: “Saya percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya....” (QS. Al-Baqarah [2]: 260)

Dan yang senada dengan perkataan:
كماتَدِيْنُ تُدانُ. Artinya : “Sebagaimana engkau lakukan terhadap orang lain, begitulah yang akan dilakukan terhadapmu.”
Allah berfirman:
...من يَعْمَلْ سُوْءًا يُجْزَبِهِ....النّساء
Artinya : “...Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalasnya dengan kejahatan itu....”(QS. An-Nisa’ [4]: 123)
Dan yang senada dengan perkataan:
لَايُلْدَغُ المؤمن فى جحرٍمرّتين. Artinya : “Tidaklah seorang mukmin masuk ke dalam lubang binatng buas sampai dua kali.”
Allah berfirman:

قال هل اّمنكم عليه إلا كما امِنتكم على أخيه من قبلُ....يوسف
Artinya : “Ya’kub berkata: “Tidaklah aku mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepadamu dahulu....” (QS. Yusuf [12]: 64)
Amtsal mursalah ialah kalimat-kalimat yang disebut secara terlepas tanpa ditegaskan lafal tasybih. Tetapi dapat dipergunakan untuk tasybih.
Di antaranya adalah:
...اَلئن حصحص الحقُّ....يوسف
“...Sekarang ini jelaslah kebenaran itu....” (QS. Yusuf [12]: 51)

D.      Manfaat Amtsal Al-Qur’an
Ø  Di antara manfaat Amtsal Al-Qur’an ialah:
Ø  Menonjolkan sesuatu yang hanya dapat dijangkau dengan akal menjadi bentuk kongkrit yang dapat dirasakan atau difahami oleh indera manusia.
Ø  Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak menjadi sesuatu yang seakan-akan nampak.
Ø  Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat, seperti dalam Amtsal kaminah dan Amtsal mursalah dalam ayat- ayat di atas.
Ø  Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa yang digambarkan dalam Amtsal.
Ø  Menghindarkan diri dari perbuatan negatif.
Ø  Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati. Dalam Al-Qur’an Allah swt. banyak menyebut Amtsal untuk peringatan dan supaya dapat diambil ibrahnya.
Ø  Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya.
Ø  Allah banyak menyebut Amtsal dalam Al-Qur’an untuk pengajaran dan peringatan. Allah swt. berfirman:
ولقد ضربنا للنّاس في هذا القراّنِ من كلّ مَثَلٍ لعلّهميتذكّرون. الزم Artinya : “Dan sungguh telah Kami buat untuk manusia dalam Al-Qur’an ini berbagai macam rupa matsal. Mudah-mudahan mereka mengambil pelajaran dari padanya.” (QS. Az-Zumar [39]: 27)
وتلك الأمثال نضربها للناس وما يعقلها إلّاالعالمون. العنكبوت Artinya : “Itulah matsal-matsal yang Kami buat untuk manusia dan tidaklah dapat dipahamkan matsal-matsal itu melainkan oleh orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-Ankabut [29]: 43)

E.       Ciri-Ciri Amtsal
Adapun ciri-ciri Amtsal Al-Qur’an, yaitu:
Ø  Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas, konkret, dan berkesan.Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud dan padannya.
Ø  Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang dianologikan.

KESIMPULAN
Allah menggunakan banyak perumpamaan (Amtsal) dalam Al-Qur’an. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar manusia memperhatikan, memahami, mengambil pelajaran, berpikir dan selalu mengingat. Sayangnya banyaknya perumpamaan itu tidak selalu membuat manusia mengerti, melainkan tetap ada yang mengingkarinya / tidak percaya. Karena memang tidaklah mudah untuk memahami suatu perumpamaan. Kita perlu ilmu untuk memahaminya.
Amtsal Qur’an penting untuk memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa yang digambarkan dalam Amtsal, menghindarkan diri dari perbuatan negatif. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati. Dalam Al-Qur’an Allah swt. banyak menyebut Amtsal untuk peringatan dan supaya dapat diambil ibrahnya. Amtsal juga memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ash-Siddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2013.  Ilmu-ilmu Al-Quran. Semarang: Pustaka          Rizki Putra.
Izzan, Ahmad. 2007. Ulumul Qur’an, Bandung: Tafakur.
http://www.google.com.Tamsil dalam Al-Qur’an.

No comments:

Post a Comment